Hujan Bulan Desember


Hujan bulan desember
Begitu indah namun menyakitkan
Tak bisa ku genggam 
Hanya bisa kurasakan

Dibiarkannya air membasahi tubuhku
Yang telah lelah berlari, mencari
Dibiarkannya basah pepohonan
Yang telah lama terkotori

Kuharap hujan datang lebih deras lagi
Kuharap pepohonan basah kembali
Kuharap alam menjadi indah kembali

Jangan sia-siakan
Jangan dipermainkan

Hiduplah
Mekarlah
Bersinarlah

Kembalikanlah cahaya yang telah lama meredup 
Kembalikanlah keindahannya

Biarkan hujan menghapus jejak-jejak ragu
Biarkan hujan melepaskan kerinduan

Yang telah lama mengekang

Filosofi Bunga Mawar


                              Bunga Mawar itu indah, namun berduri,

               Ingin memegang bunganya, namun terkena durinya,


                                                   Maka,

Ia sama seperti sebuah kebohongan, terkadang kebohongan itu memang indah (pada awalnya) namun pada akhirnya, seseorang akan tersakiti oleh kebohongan tersebut.

                                                  Namun,

                   Walaupun Mawar memiliki duri, dia tetap indah,

   Terkena durinya, namun tetap merasakan keindahan bunganya,

                                                 Maka,

Ia sama seperti sebuah kejujuran, terkadang kejujuran memang menyakitkan (pada awalnya) namun pada akhirnya, seseorang akan tersenyum karena melihat keindahan sebuah kejujuran itu.


SAHABAT KABUT



“SAHABAT KABUT”

(By : Afifah Miftah)

Tahun ajaran baru, dimana sekolah sedang sibuk menerima murid-murid barunya. Adalah Diandra seorang gadis aktif yang baik hati yang tengah menantikan seorang sahabat,menanti dan terus menanti. 

Berusaha menahan bosan atas penantiannya, dia mengikuti berbagai ekskul dan organisasi. Dia mencurahkan segala ambisi, tenaga serta hatinya hanya untuk membuat orang-orang disekitarnya merasa senang walaupun hatinya tergores dan sakit.

Terkadang cacian, makian menerpa dan menghatam dirinya, namun dia bukanlah gundukan pasir di tepi pantai yang di terpa oleh ombak, dia adalah batu karang! Dia tak pernah memperdulikan apa yang dibicarakan orang lain terhadapnya, karena dia tahu, bahwa yang benar-benar mengerti akan dirinya hanyalah dirinya sendiri.

Hingga pada suatu saat, dia menemukan teman baiknya, Merisa. Adalah gadis manis, baik hati dan sedikit pendiam, dia lebih suka menyendiri, menikmati setiap pemikirannya, buku-bukunya, dan juga setiap tulisannya.

Merisa adalah seseorang yang tepat untuk Diandra, mengapa begitu? Karena memang begitulah yang sebenarnya. Mereka saling melengkapi satu sama lain, Diandra terkesan atas kesabaran serta kejujuran yang dimiliki oleh Merisa. Oh ya, dia juga terkesan akan kepandaiannya berbahasa inggris. Itulah yang membuat Diandra sangat ingin menjadi sahabat Merisa.

Hingga suatu saat, Diandra mengetahui bahwa Merisa telah mempunyai sebuah grup persahabatan, dan ya mereka sangat dekat satu sama lainnya. Namun Diandra tetap saja mendekati Merisa, dan mereka saling menyayangi satu sama lainnya. 

Sehingga kedekatan mereka berdua mendapatkan kecemburuan dari sahabatnya Merisa. Diandra memahaminya dengan baik, hingga pada akhirnya, Diandra mulai sedikit menjauh dari Merisa, Diandra tak mau menjadi seorang perusak hubungan orang.

Diandra menyingkirkan perasaannya, dan seluruh ambisinya terhadap Merisa. Diandra mengetahui bahwa hanya itulah hal yang dapat mempertahankan hubungan Merisa dengan sahabatnya.

Hingga suatu saat di pesta perpisahan di sekolah mereka, Diandra tak berbicara bahkan tak mau menatap Merisa. Dia tahu bahwa Merisa merasa sakit hati dan dia juga tahu bahwa Merisa akan benar- benar membenci dirinya.

Pada saat itu, perasaan Diandra benar-benar sakit, dan dia benar-benar terpukul, bahkan dia telah membenci dirinya sendiri. Air matanya, sudah tak lagi dapat terbendung, ya tanggulnya bocor! Di satu sisi, Diandra sangat ingin tetap bersama Merisa dan menjalin sebuah persahabatan. Namun di sisi yang lain, dia tak mau menjadi perusak hubungan Merisa dengan sahabatnya.

Pada saat itu di hari perpisahan, Diandra pulang lebih awal bersama teman-temannya meninggalkan Merisa dan sahabatnya. Dia berpura-pura senang hanya untuk membuat Merisa merasa sakit dan membencinya. Dia tahu, bahwa itu sangatlah jahat, dan Diandra telah menghancurkan hatinya sendiri. Itulah pertemuan terakhirnya dengan Merisa.

 Diandra menyesali perbuatannya tersebut. Alih-alih membuat kenangan yang indah untuk sahabatnya, Diandra malah membuat kebencian Merisa terhadap dirinya.

Bertahun-tahun telah berlalu, namun Diandra masih saja mengingat Merisa dan terus mengecek akun facebook yang dimiliki oleh Merisa. Rasa sayangnya kepada Merisa tak pernah hilang. Semakin lama, rasa itu  bukannya mengurang malah makin membesar dengan seiringya waktu.

Diandra berharap dan terus berharap akan bertemu lagi dengan Merisa dan ingin mengucapkan permintaan maafnya kepada Merisa, entah sampai kapan, Diandra terus menunggu hal itu terjadi.

.....Sampai mati?

Diandra penuh dengan rasa harap dan penantian,..... Hingga pada suatu waktu, terlihat wajah samar yang membekas di ingatannya, sesosok wajah yang tak asing lagi baginya, sesosok wajah seseorang yang sangt di sayanginya. Ya, itulah Merisa.
3 Tahun tak bertemu, perpisahan, kini hanyalah omong kosong belaka. Air mata Diandra mengalir layaknya hujan, begitu pula dengan Merisa. Mungkin , kebenciannya terhadap Diandra terkalahkan oleh kerinduan dan kebersamaan mereka.

Diandra dan Merisa berjalan mendekati satu sama lainnya, berusaha menyeka air mata, hingga tiba mereka berpelukan melepas kerinduan yang datang ketika mereka berpisah, mencoba menenangkan dirinya, Diandra berkata.

“Maafkan aku Mer”

Lalu Merisa menjawabnya...

“Tak apa”

~The End~

Gadisku


 Gadisku


Hay, apa kabarmu? Sudah 2 tahun kita tak bertemu! aku senang karena aku masih bisa merasa dekat denganmu walaupun hanya melewati Facebook, haha. Akupun masih senang ketika melihat segala status yang kau buat, itu tandanya kau masih ada di dunia. walaupun aku tak bisa mengirim pesan padamu ataupun berkomentar di statusmu, tapi aku masih bisa mengelike statusmu huhhh, kau tau? aku bingung apakah hal yang ku lakukan waktu itu benar atau salah. Tapi itu semua ku lakukan untuk menjaga hubunganmu dengan mereka. Kau tahu? rasa sayangku padamu tak pernah berubah, haha. Maafkan aku jika perlakuanku padamu waktu itu menyakiti hatimu, ku harap kita masih bisa bertemu.

Jadilah gadisku yang kuat! Jadilah gadisku yang hebat! kau pasti bisa! 
Menangislah ketika kau merasa lemah! karena ku tahu, menangis itu dapat menenangkan hatimu.
Tegakkanlah badanmu, Mereka tak benar-benar tahu siapa dirimu! Tunjukan pada mereka dirimu yang sebenarnya! Dirimu yang hebat! Dirimu yang kuat! ayo kau pasti bisa!

Aku hanya bisa berdoa untuk segala kesehatanmu, keselamatanmu, kejayaanmu, dan itulah caraku untuk memelukmu, aku sayang padamu, dan tak pernah berubah.

Jika kau telah melupakanku, maka aku tak apa.

Jika kau telah membenciku, aku tak apa.
Jika kau mengingatku sebagai kenangan burukmu, aku tak apa.
Namu jika kau membutuhkanku, aku akan selalu ada untukmu.
*peluk cinta untukkmu*




#NB : Gadisku disini adalah sahabatku

Jiah

Jiah


Ku rasakan angin yang menerpa diriku
Ku bisikan doa yang menyertai harimu
Ku nyanyikan rasa rinduku padamu
Ku ceritakan perasaanku padamu.

         ~Aku Mencintaimu~

Yha

Yha

Ku pikir melihat mentari,
Tapi ternyata hanya pantulan sinar.
Ku pikir melihat pelangi,
Tapi ternyata hanya biasan cahaya.

Ku pikir melihat surga,
Namun yang ada hanya dunia.
Ku pikir menggenggam permata,
Tapi ternyata hanya batu biasa.

Huh

Huh


Kau begitu indah,
Namun ku tak sanggup menggapainya.
Senyummu begitu tulus,
Tapi nyaliku menjadi putus.

Kau sungguh mempesona,
Begitu indah ciptaanya.
Namun hati ini kehilangan matanya,
Namun mata ini di butakkan oleh batinnya.

Ingin ku gapai mentari,
Namun tangan ini terlalu mungil aku tak bisa.
Ingin ku gapai hatimu,
Namun terlalu sulit aku tak kuasa.

Rumus Ke-Bahagiaan


~Rumus Ke-Bahagiaan~
(by : Afifah Miftah)

Banyak yang bertanya, "Apakah rumus kebahagiaanmu?"
"apakah karena mempunyai harta yang berlimpah?"
"apakah mempunyai rumah yang megah?"
"apakah mempunyai mobil mewah?"
maka kujawab, bisa jadi.

Lalu Ia bertanya lagi, "Apakah rumus kebahagiaanmu?"
"apakah karena kau mempunyai banyak teman?"
"apakah karena kau tak pernah sendirian?"
"apakah karena kau tak pernah di bully orang?"
maka ku jawab, bisa jadi.

Lalu Ia kembali bertanya,
"Apakah rumus kebahagiaanmu yang sesungguhnya?"

Maka ku jawab yang sesungguhnya.
Aku bahagia, bukan karena aku mempunyai harta yang berlimpah.
Aku bahagia, bukan karena mempunyai rumah yang megah.
Aku bahagia, bukan karena mempunyai mobil yang mewah.
iya, begitu.

Maka ku jawab lagi.
Aku bahagia bukan karena mempunyai teman yang banyak.
Aku bahagia bukan karena aku tak pernah sendirian.
Aku bahagia bukan karena aku tak pernah di bully orang.
iya ,begitu.

Maka, jawabannya adalah.
Aku bahagia, karena Aku ingin bahagia.
Aku bahagia, karena Aku berbesar hati dan berlapang dada.
Aku bahagia, karena hakku adalah untuk berbahagia.
Maka ku jadikan itu sederhana.

Bahagiaku adalah,
Cukup melihat orang yang ku sayang bahagia.
Cukup menerima akan apa yang ku punya.
Cukup merasa apa yang seharusnya dirasa.
Maka, merasa cukuplah yang membuatku bahagia.


~Hueheheheh~

Wanita

Wanita


Wahai engkau wanita,
Jantung hati, hiasan dunia,
Engkau cantik, sungguh mempesona.

Wahai engkau wanita,
Gelimang harta tiada tara,
Tiada tangis, hanya ada tawa.

Wahai engkau wanita,
Bersinarlah layaknya permata,
Yang menyinari alam semesta.

Wahai engkau wanita,
Ku tahu kau bukan makhluk sempurna,
Namun ku tahu kau bisa membuatku sempurna.


*Teruntuk Ibuku*

Maaf



Maaf

Maaf, untuk apapun yang telah aku lakukan, aku tak tau harus begini, aku tak tau harus begitu, bahkan aku tak tahu apa yang benar-benar aku inginkan.

Aku harus bagaimana? Tolong tamparlah aku, hanya untuk sekedar menyadarkanku, menyadarkanku dari mabuk yang mendera diriku. Tolonglah bantu aku, untuk menyingkirkan serangga-serangga yang berada di dalam otak sialanku.

Aku harus bagaimana? Untuk membuat semuanya berjalan seperti biasanya, untuk membuat semuanya kembali, ku pikir, itu tak-kan terjadi dua kali.

Aku hanyalah manusia biasa, dan inilah kemanusiaan yang aku punya, aku bukan bidadari yang turun dari surga, aku bukan pelangi yang memberi warna pada dunia.

Aku menyayangimu, namun apa yang harus aku lakukan pun tak tau, memang bodohlah aku.

Inilah aku adanya, egois, gila, membosankan, menyebalkan, tak ada apapun yang aku punya, ku hanya mempunyai tangan yang dapat menggenggam, kaki yang bisa berjalan, dan otak yang selalu aku gunakan, dan satu lagi, ku punya Tuhan, eh kedua Orang Tuaku, eh Keluargaku, eh dan juga Teman-Temanku yang selalu aku sayangi, ya hanya itu yang aku punya.

Maaf, jika aku seperti ini, Maaf, ku tak tahu harus berbuat apa, Maaf~

Hati Manusia

~Hati Manusia~


Kisah hanyalah sebuah kisah,terkadang manusia tak penah tau apa yang benar-benar mereka inginkan , terkadang juga dia membingungkan akan setiap hal yang telah dilakukan oleh dirinya. 

Betapa hati manusia sungguh tak beraturan, mereka tak mau sakit hati, namun mereka tak benar-benar paham apa yg harus mereka lakukan agar hatinya tak lagi terluka, terkadang mereka hanya diam membisu didalam kepalsuan dunia, terkadang mereka juga hanya menahan tangisnya, lalu ketika bendungan itu telah menahan terlalu banyak, saat itu juga jatuhlah deraian kesakitan, itulah yang dimaksud dengan air mata.

Betapa hati manusia yang mudah untuk terluka, mudah juga untuk berubah, seakan hati manusia mempunyai pemikirannya sendiri, melawan logika, menghasilkan air mata.

Betapa hati manusia yang mudah untuk terperdaya, percaya akan manisnya cinta, namun akhirnya menangis akan kejamnya cinta yang telah ia dapat.

Betapa hati manusia yang mudah sekali lelah akan dunia, awalnya merasakan indahnya dunia, namun akhirnya merasakan ketidak adilannya dunia.

Betapa hati manusia yang senantiasa mencoba melawan arus, awalnya berbangga karena telah bisa melawannya namun pada akhirnya arus itu menghantam dengan kejamnya, itulah yg membuat manusia selalu lelah namun mencobanya kembali.

Betapa hati manusia sungguh lemah namun sangat kuat, dua perbedaan yang sangat jauh pembandingnya, namun itulah hebatnya manusia, dapat memilih kondisi yang akan dihadapinya, ketika dia telah lelah akan busuknya dunia, namun dia masih bisa memilih untuk menjadi bahagia.~